Pages - Menu

Minggu, Desember 20, 2009

Dayak Indonesia dan Dayak Malaysia

Garis perbatasan antara kedua negara Indonesia dan Malaysia, tidak memisahkan orang Dayak di kedua negara. Sebaliknya persoalan solidaritas antara mereka sangat kuat, bukan hanya di hari ini tetapi sejak sebelum kedua Negara Berdiri.


Karena itu, perkembangan di Kalimantan Malaysia, terutama Sabah dan Kitingan yang Dayak itu sebagai tokoh pentingnya, bukan tidak mungkin akan mempunyai pengaruh ke wilayah Republik Indonesia.

Persoalan bisa menjadi runyam, bagi kita dan kedua Negara apabila orang-orang Dayak Indonesia merasa sebagai orang asing di kampung halaman mereka sendiri oleh satu dan lain sebab.

Dari segi ini juga maka pembangunan jalan Trans-Kalimantan (yang dampaknya tentu bersegi banyak), menjadi menonjol artinya sebagai tanda perhatian dan petunjuk adanya hasrat memeratakan pembangunan, sekalipun jumlah ini sama sekali tidak sampai sehitam kuku dilihat dari aspirasi dan tuntutan penduduk lokal.

Aspirasi ini misalnya terungkap dalam kata-kata: "Obah Cawat Dengan Dasi" yang sering diucapkan oleh orangtua-orangtua ketika melepaskan anak mereka melanjutkan sekolah ke Jawa. Semangat pesan ini sekarang makin menyala-nyala. Siapa yang bisa dan mengapa ia harus dipadamkan.

0 komentar: