Berwisata ke Dieng selama masa Lebaran, bisa menenukan nuansa tersendiri yang berbeda dari daerah lain. Ribuan warga dari desa-desa di dataran tinggi tersebut selalu tumpah ruah memadati berbagai objek wisata yang ada di kawasan itu.
Meski sudah biasa menyaksikan daerahnya, warga lokal itu merasa gembira bermain dan menikmati suasana Lebaran di Dieng. Mereka berbondong-bondong bersama teman maupun keluarga datang ke tempat itu. Dengan menumpang mikrobus, pikap, sepeda motor, ataupun berjalan kaki.
Petani Marto (42 tahun) menyebutkan suasana Dieng pada masa Lebaran yang berlangsung sekitar satu minggu, jauh berbeda dari hari-hari biasa. Selama masa Lebaran, Dieng berubah menjadi hiruk pikuk. Justru suasana semacam itulah yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal.
Keramaian Lebaran itu oleh sejumlah kusir dokar di Kota Wonosobo dan pedagang keliling, dianggap sebagai peluang yang menggiurkan, sehingga mereka pun tak segan memindahkan dokar miliknya ke Dieng. Dokar beserta kudanya diangkut menggunakan truk.
Demikian halnya dengan para pedagang, mereka pun jauh hari sudah mendaftarkan diri untuk bisa berjualan di lokasi terminal mikrobus yang disulap menjadi pasar tiban.
Beberapa kusir dokar asal Mlipak mengaku, selama masa Lebaran, dirinya bisa meraup pendapatan yang relatif menggembirakan. Hal itu cukup untuk berlebaran bersama keluarga. Di Dieng, dokar melayani rute dari simpang tiga terminal ke objek wisata Telaga Warna, yang medannya datar. Para penumpang sebagian besar anak-anak dan warga lokal.
Agus, pedagang pakaian keliling, secara terpisah kepada Suara Merdeka, kemarin, mengatakan dirinya berjualan pakaian jadi untuk anak-anak dengan harga yang terjangkau. Konsumen yang dibidik adalah golongan masyarakat bawah. Dia mengaku, tingkat transaksi di pasar tiban Lebaran, cukup lumayan.
Hal senada juga diungkapkan beberapa pedagang bakso asal Wonosobo. Mereka juga meraup keuntungan besar saat berniaga di Dieng.
komunitas seni dan budaya mulai Sabang sampai Merauke, dari berbagai alat musik, tari, senjata tradisional untuk bentuk-bentuk adat dan budaya masyarakat
Kamis, September 16, 2010
Berwisata di Dieng
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar